Tulisan ini terinspirasi pada kebanyakan kita yang habis waktunya mengomentari karya orang lain. Bahkan pedihnya menghakimi apa yang dilakukan. Kadang juga menemukan banyak yang “menyinyir” terhadap bentuk kata – kata baik yang dilontarkan. “Emang lu dah bikin apa?” Emang lu udah menghasilkan apa?
Pedihnya lagi kita suka menghakimi mimpi orang lain. Apalagi mimpi yang besar kadang kala ga mampu di akal pikiran kita. Kita sekarang dengan mudahnya melakukan “hate speech” membully orang lain di media social dengan gampangnya. Melontarkan cacian, makian, dan kata – kata menyakiti. Padahal Rasul kita melarang keras hal itu.
Ada beberapa wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim. Wasiat yang pertama kita ulas adalah jangan sampai menghina dan meremehkan orang lain. Boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah.
Abu Jurayy Jabir bin Sulaim, ia berkata, “Aku melihat seorang laki-laki yang perkataannya ditaati orang. Setiap kali ia berkata, pasti diikuti oleh mereka. Aku bertanya, “Siapakah orang ini?” Mereka menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Aku berkata, “‘Alaikas salaam (bagimu keselamatan), wahai Rasulullah (ia mengulangnya dua kali).” Beliau lalu berkata, “Janganlah engkau mengucapkan ‘alaikas salaam (bagimu keselamatan) karena salam seperti itu adalah penghormatan kepada orang mati. Yang baik diucapkan adalah assalamu ‘alaik (semoga keselamatan bagimu.”
Abu Jurayy bertanya, “Apakah engkau adalah utusan Allah?” Beliau menjawab, “Aku adalah utusan Allah yang apabila engkau ditimpa malapetaka, lalu engkau berdoa kepada Allah, maka Dia akan menghilangkan kesulitan darimu. Apabila engkau ditimpa kekeringan selama satu tahun, lantas engkau berdoa kepada Allah, maka Dia akan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untukmu. Dan apabila engkau berada di suatu tempat yang gersang lalu untamu hilang, kemudian engkau berdoa kepada Allah, maka Dia akan mengembalikan unta tersebut untukmu.”
Abu Jurayy berkata lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah wasiat kepadaku.”
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberi wasiat,
“Janganlah engkau menghina seorang pun.” Abu Jurayy berkata, “Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya,
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.
Sebelumnya saya mencoba menuliskan perkara belajar berlisan yang seringkali kita lupa menjaganya. Saya pernah mendapati postingan. Bahwa kebanyakan kita suka mengatakan “ Jangan baper” “Sensitif banget sih kamu” sebagai pembenaran kata – kata menyakiti dan kata – kata hinaan. Saya pribadi belajar sekali bagaimana caranya agar tidak terbawa arus emosional ketika menuliskan text dan kata – kata baik lisan dan tulisan. Karena sekarang arus informasi makin deras interpretasi kita makin banyak dan kompleks akan sebuah kata dan makna.
Makanya manajemen diri untuk bisa menjaga yang mana kita harus speak up dan yang mana benar – benar kita abaikan harus kita jaga banget. Stay Silent. Kuncinya. Banyak dari kita akhirnya kehilangan karir, kehilangan teman dan sebagainya karena lisan yang bermasalah. Termasuk saya yang mengalaminya. Harus banyak belajar, harus banyak berbenah. Harus bisa memilih dan bisa produktif untuk hal positif.
Stay Positive. Disini tulisan yang menasehati diri saya juga dan bisa juga mengingatkan kita semua untuk focus pada produktivitas diri ketimbang mengomentari orang lain yang tak perlu. Menghabisi waktu untuk menilai orang lain tapi lupa memberi penilaian pada diri dan memperbaikinya.
Semoga renungan ini bisa jadi pegangan kita semua ?
Semoga renungan ini bisa jadi pegangan kita semua ?