Belakangan ini banyak hikmah dan pembelajaran yang saya dapatkan dari oranglain. Pertemanan saya dengan beberapa orang secara dekat, membuat saya mengenal kekurangan diri saya lebih banyak dari biasanya. Sehingga saya memiliki data untuk memperbaiki diri kedepannya.
Belakangan ini juga “kegagalan” terasa dekat dengan saya. Kalau diingat-ingat saya sudah mengalami banyak gagal sejak dulu. Bukan hanya kompetisi, tapi juga gagal dalam pertemanan, gagal dalam bertindak, gagal dalam berlisan, mengecewakan oranglain dan masih banyak episode kehidupan yang menunjukkan bahwa itu kegagalan.
Perasaan apa yang hadir ketika kita gagal ? Tentunya yang tak pernah absen yakni perasaan sedih. Selain itu ? Perasaan tidak menerima kenyataan. Kemudian perasaan menyalahkan oranglain atau situasi. Masih banyak dampak-dampak yang tertuju pada perasaaan ketika kita dihadapkan pada kegagalan. Istilah “Down” yang menjadi bagian dari cerita kita.
Tulisan ini sebenarnya bertujuan menasehati diri saya saat ini. Ketika merasakan banyak gagal yang lebih dari biasanya. Ibarat ada palu yang sedang memukul besi berkali - kali. Pedih ... *sakitnya tuh disini hiks*
Kegagalan itu adalah sebuah tekanan yang menempa hidup kita. Bahwa tidak selamanya apa yang kita inginkan itu menjadi kenyataan. Tidak selamanya, jalan hidup kita mulus seperti jalan tol. Seperti ibarat palu yang menempa besi, kegagalan akan membentuk besi itu sesuai yang kita inginkan.
Sama seperti kegagalan, sebaik-baiknya kita manusia biasa ini ketika dihadapkan kegagalan adalah bertanya pada diri sendiri. Why I lose ? Mengapa saya gagal. Pertanyaan itu yang saya lontarkan pada diri saya sendiri tanpa ingin menyalahkan orang lain dan situasi. Walau terkadang ada andil orang lain dalam kehidupan kita, tapi hal terbaik dan bijak menghadapi situasi gagal adalah diri kita sendiri.
Gagal menunjukan beberapa hal atau hikmah yang bisa kita pahami :
Pertama, bahwa kita belum sampai pada kapasitas untuk memperoleh ‘menang’. Menang disini adalah capaian yang kita dapatkan. Misalnya mengikuti kompetisi kita lolos sebagai pemenang, atau hal lainnya. Bila dalam kehidupan adalah hubungan keluarga, pertemanan, organisasi tentunya memiliki sebuah capaian-capaian yang ingin didapatkan. Dahulu saya sering gagal dalam hal pertemanan, sehingga saya banyak memperbaiki diri baik itu dari hijrahnya saya dan hal lainnya. Walaupun begitu tetaplah konsisten untuk menjadi diri sendiri. Karena tentu manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Gagal pertemanan disini yang saya maksud, saya tidak dapat menjadi teman yang baik. Berlisan barangkali menyinggung atau hal lainnya. Try again to be the bestfriend :)
Hikmah selanjutnya, yang kedua adalah jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan itu bukan jalan kita. Ada banyak jalan dan pilihan yang ada dikehidupan kita. Terkadang kegagalan menunjukkan kita bahwa pilihan itu tidak tepat bagi kita. Barangkali jalan tersebut tidak baik untuk kita. Kemenangan kita di jalan itu tidak membuat perubahan berarti buat oranglain atau diri kita sendiri.
Selanjutnya, Allah menjelaskan pada kita bahwa jalan yang kita lalui tidak mudah. Barangkali kita melihat oranglain kok mudah sekali melewati capaian itu kok kita tidak ? Allah ingin menjelaskan pada kita bahwa tiap orang berbeda jalannya. Ia sedang ingin menguji setangguh apa kita melewati tantangan itu. Manusia itu tempatnya lupa, barangkali karena kemenangan itu kita bukan malah dekat denganNya melainkan menjadi ingkar. Masih banyak alasan lainnya, satu hal yan perlu kita lestarikan adalah keep husznudzon dengan situasi. Selalu berpikir positif untuk mengobati rasa pedih akibat gagal hehe.
Selain itu, gagal mengajarkan kita belajar ikhlas. Ikhlas menerima kemampuan diri yang masih segitu, ikhlas untuk belajar lagi, ikhlas menerima kenyataan, ikhlas melihat oranglain yang menjadi pemenangnya.
Termasuk ikhlas, bila si doi menikah dengan yang lain #salahfokus.
Well, intinya jangan pernah takut gagal. Bahkan bertemanlah dengan gagal. Apalagi kamu yang masih muda, “Habiskan jatah gagalmu” pesan pak Dahlan Iskan. Semakin banyak gagal, semakin kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Gagal menjadikan kita pribadi yang tangguh dari kebanyakan oranglain. Jadikan gagal sebagai pembelajaran. Baik itu kita mencoba dijalan yang sama untuk memperbaiki diri, atau memilih jalan lainnya untuk kita berkompetisi yang sesuai dengan kapasitas kita. Itu hanya kita yang tahu seperti apa tantangan kehidupan yang kita hadapi.
Memang, kita akan merasa sedih, kecewa, down, dan lain halnya yang tentunya “Ga enak”. But, kita harus melewatinya. Bersyukur dan berpikir positif yang akan mengobati perasaan itu. Jangan terbawa arus bapernya :)
Eits, jangan salah paham. Jadikan gagal itu sebagai pembelajaran bukan tujuan. Jangan gara-gara artikel ini kita malah pengen gagal. Sebisa mungkin berusaha ketika kita melewati tantangan atau jalan tertentu.
Kalo kamu masih menghitung gagal yang kamu hadapi belum seberapa.Keluar dari zona nyamanmu. Orang-orang sukses yang kita lihat saat ini adalah hasil dari ribuan kegagalan yang ia lewati. Next post, saya akan mencoba memposting mengenai keluar dari zona nyaman. Keep reading yaa :)
Semoga kita menjadi pribadi yang tangguh :)
--------------------
keep inspiring !
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Belakangan ini juga “kegagalan” terasa dekat dengan saya. Kalau diingat-ingat saya sudah mengalami banyak gagal sejak dulu. Bukan hanya kompetisi, tapi juga gagal dalam pertemanan, gagal dalam bertindak, gagal dalam berlisan, mengecewakan oranglain dan masih banyak episode kehidupan yang menunjukkan bahwa itu kegagalan.
Perasaan apa yang hadir ketika kita gagal ? Tentunya yang tak pernah absen yakni perasaan sedih. Selain itu ? Perasaan tidak menerima kenyataan. Kemudian perasaan menyalahkan oranglain atau situasi. Masih banyak dampak-dampak yang tertuju pada perasaaan ketika kita dihadapkan pada kegagalan. Istilah “Down” yang menjadi bagian dari cerita kita.
Tulisan ini sebenarnya bertujuan menasehati diri saya saat ini. Ketika merasakan banyak gagal yang lebih dari biasanya. Ibarat ada palu yang sedang memukul besi berkali - kali. Pedih ... *sakitnya tuh disini hiks*
Kegagalan itu adalah sebuah tekanan yang menempa hidup kita. Bahwa tidak selamanya apa yang kita inginkan itu menjadi kenyataan. Tidak selamanya, jalan hidup kita mulus seperti jalan tol. Seperti ibarat palu yang menempa besi, kegagalan akan membentuk besi itu sesuai yang kita inginkan.
Sama seperti kegagalan, sebaik-baiknya kita manusia biasa ini ketika dihadapkan kegagalan adalah bertanya pada diri sendiri. Why I lose ? Mengapa saya gagal. Pertanyaan itu yang saya lontarkan pada diri saya sendiri tanpa ingin menyalahkan orang lain dan situasi. Walau terkadang ada andil orang lain dalam kehidupan kita, tapi hal terbaik dan bijak menghadapi situasi gagal adalah diri kita sendiri.
Gagal menunjukan beberapa hal atau hikmah yang bisa kita pahami :
Pertama, bahwa kita belum sampai pada kapasitas untuk memperoleh ‘menang’. Menang disini adalah capaian yang kita dapatkan. Misalnya mengikuti kompetisi kita lolos sebagai pemenang, atau hal lainnya. Bila dalam kehidupan adalah hubungan keluarga, pertemanan, organisasi tentunya memiliki sebuah capaian-capaian yang ingin didapatkan. Dahulu saya sering gagal dalam hal pertemanan, sehingga saya banyak memperbaiki diri baik itu dari hijrahnya saya dan hal lainnya. Walaupun begitu tetaplah konsisten untuk menjadi diri sendiri. Karena tentu manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Gagal pertemanan disini yang saya maksud, saya tidak dapat menjadi teman yang baik. Berlisan barangkali menyinggung atau hal lainnya. Try again to be the bestfriend :)
Hikmah selanjutnya, yang kedua adalah jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan itu bukan jalan kita. Ada banyak jalan dan pilihan yang ada dikehidupan kita. Terkadang kegagalan menunjukkan kita bahwa pilihan itu tidak tepat bagi kita. Barangkali jalan tersebut tidak baik untuk kita. Kemenangan kita di jalan itu tidak membuat perubahan berarti buat oranglain atau diri kita sendiri.
Selanjutnya, Allah menjelaskan pada kita bahwa jalan yang kita lalui tidak mudah. Barangkali kita melihat oranglain kok mudah sekali melewati capaian itu kok kita tidak ? Allah ingin menjelaskan pada kita bahwa tiap orang berbeda jalannya. Ia sedang ingin menguji setangguh apa kita melewati tantangan itu. Manusia itu tempatnya lupa, barangkali karena kemenangan itu kita bukan malah dekat denganNya melainkan menjadi ingkar. Masih banyak alasan lainnya, satu hal yan perlu kita lestarikan adalah keep husznudzon dengan situasi. Selalu berpikir positif untuk mengobati rasa pedih akibat gagal hehe.
Selain itu, gagal mengajarkan kita belajar ikhlas. Ikhlas menerima kemampuan diri yang masih segitu, ikhlas untuk belajar lagi, ikhlas menerima kenyataan, ikhlas melihat oranglain yang menjadi pemenangnya.
Termasuk ikhlas, bila si doi menikah dengan yang lain #salahfokus.
Well, intinya jangan pernah takut gagal. Bahkan bertemanlah dengan gagal. Apalagi kamu yang masih muda, “Habiskan jatah gagalmu” pesan pak Dahlan Iskan. Semakin banyak gagal, semakin kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Gagal menjadikan kita pribadi yang tangguh dari kebanyakan oranglain. Jadikan gagal sebagai pembelajaran. Baik itu kita mencoba dijalan yang sama untuk memperbaiki diri, atau memilih jalan lainnya untuk kita berkompetisi yang sesuai dengan kapasitas kita. Itu hanya kita yang tahu seperti apa tantangan kehidupan yang kita hadapi.
Memang, kita akan merasa sedih, kecewa, down, dan lain halnya yang tentunya “Ga enak”. But, kita harus melewatinya. Bersyukur dan berpikir positif yang akan mengobati perasaan itu. Jangan terbawa arus bapernya :)
Eits, jangan salah paham. Jadikan gagal itu sebagai pembelajaran bukan tujuan. Jangan gara-gara artikel ini kita malah pengen gagal. Sebisa mungkin berusaha ketika kita melewati tantangan atau jalan tertentu.
Kalo kamu masih menghitung gagal yang kamu hadapi belum seberapa.Keluar dari zona nyamanmu. Orang-orang sukses yang kita lihat saat ini adalah hasil dari ribuan kegagalan yang ia lewati. Next post, saya akan mencoba memposting mengenai keluar dari zona nyaman. Keep reading yaa :)
Semoga kita menjadi pribadi yang tangguh :)
--------------------
keep inspiring !
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca