Jaga Gambut, Selamatkan Perubahan Iklim
Beberapa hari lalu kita kembali mengikut kegiatan Online Gathering #6 bersama teman - teman Eco Blogger Squad yang kali ini ditemani oleh tim dari @pantaugambut diwakili Mba Kak Ola Abas yang merupakan Koordinator Nasional Pantau Gambut.
Kenapa sih kali kita membahas gambut? Sebelum kita membahas apa ini yang disampaikan dalam kegiatan ini. Kita kenalan dulu yuk sama gambut.
Mengenal
Apa itu Lahan Gambut?
Kamu pernah dengar berita yang sempat ramai diperbincangkan beberapa tahun belakangan mengenai kebakaran hutan yang cukup besar di beberapa hutan gambut di Sumatera dan Kalimantan
Diriku pernah tulis seberapa mencekamnya suasana itu ketika terjadinya kebakaran itu yang mengakibatkan polusi asap dimana - mana bahkan ekspor ke negara tetangga.
Baca Disini : Cerita Asap dan Kebakaran Hutan
Lahan Gambut itu berbeda dengan lahan atau hutan lainnya. Lahan gambut terbentuk dari material - material organik yang beragam, seperti serasah, ranting pohon, akar pohon, dan kayu yang tidak membusuk secara sempurna sehingga membentuk lapisan gambut.
Kita perlu tahu bahwa proses pembentukan gambut berlangsung selama
ribuan tahun dimulai dari adanya cekungan atau genangan air yang sangat luas yang mengalami
pendangkalan yang terjadi akibat tanaman yang tumbuh di lahan basah (bahan-bahan organik) kemudian mati, menumpuk di dasar cekungan, lalu
mengalami pembusukan yang lambat karena tidak adanya udara. secara perlahan dan bertahap.
Pada umumnya, gambut ditemukan di area genangan air seperti rawa, cekungan antara sungai, maupun
daerah pesisir.
Foto Gambut
Pengelolaan tanah gambut ini bisa kita katakan spesial karena tanah gambut sangat jauh berbeda dnegan tanah mineral pada umumnya.
Tingkat kedalaman gambut itu sendiri menentukan jumlah kandungan dan jenis tanaman yang dapat hidup di ekosistem tersebut. Semakin dalam cekungan gambut, maka semakin banyak karbo yang terkandung.
Sehingga secara ilmiahnya jika kering, emisi karbon yang dikeluarkan akan semakin banyak. Jadi jangan heran, kebakaran gambut itu tidak sama seperti kebakaran hutan pada umumnya, apinya sulit mati dan asapnya banyak banget sehingga mengakibatkan polusi karena kandungan yang ada di dalamnya.
Penyebaran Lahan Gambut Indonesia
Bila kita cari tahu luas lahan gambut Indonesia belum dapat dipastikan. Menurut data yang kita kutip dari tim pantaugambut.
- Pada 1992, penelitian Pusat Penelitian Tanah Bogor menemukan bahwa terdapat sekitar 15,4 juta
hektar lahan gambut di Indonesia.
- Pada 2005, Wetlands International memperkirakan terdapat sekitar 20,6 juta hektar lahan
gambut di Indonesia.
-Sementara pada 2019, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balai Penelitian
Tanah memperkirakan ada sekitar 13,43 juta hektar lahan gambut di Indonesia.
Peran Penting Gambut dalam Perubahan Iklim
Sebenarnya banyak fungsi dari Lahan Gambut itu sendiri. Namun, yang ingin saya highlight disini soal mengurangi dampak bencara banjir dan kemarau.
Gambut memiliki tekstur tanah yang tidak padat sehingga memiliki pori-pori yang besar. Besarnya pori-pori
tanah gambut relatif tinggi berkisar antara 70%-95% sehingga dapat menampung air sebesar 450%-850%
dari bobot keringnya, atau hingga 90% dari volumenya.
Dengan kata lain, tanah gambut juga memiliki kemampuan menyimpan air yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral.
Daya serap dan simpan air yang besar ini memungkinkan gambut untuk menyimpan air di musim hujan
sehingga area sekitarnya tidak banjir. Sebaliknya, pada musim kemarau air yang tersimpan di gambut dapat dilepaskan ke sungai dan area sekitarnya sehingga tidak mengalami kekeringan.
Perubahan Iklim Tahun 2022
Sejak tahun 2022, dunia sudah memberikan peringatan waspada mengenai perubahan iklim ekstrim.
Di beberapa negara, seperti India melaporkan adanya peningkatan suhu diatas rata - rata seperti biasanya.
Bahkan sejumlah wilayah mengalami kekeringan. Seorang peneliti NASA mengatakan bahwa tahun 2022 adalah tahun luar biasa di belahan bumi utara dengan kekeringan panas yang memecahkan rekor di beberapa negara lainnya, seperti Amerika Utara, Eropa, dan Mediterania serta China.
Ini juga berdampak pada ketahanan pangan lebih kurang 59 Juta orang. Perubahan iklim buatan manusia terus menjadi salah satu ancaman terbesar bagi Planet Bumi.
Forum antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB memperingatkan bahwa kita harus bertindak sekarang, atau sudah terlambat, dengan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat.
NASA mengatakan bahwa pemanasan iklim paling parah terjadi di Kutub Utara selama musim dingin dan di musim panas di daerah lintang tengah seperti wilayah Asia Timur dan Asia Tengah serta Eropa Tengah dan Timur.
Akan lebih banyak penyu betina yang lahir karena suhu pasir tempat telur dikubur, berdampak pada jenis kelamin keturunannya. Kenaikan suhu sesedikit 3,3 derajat-Celcius sudah cukup untuk menciptakan lebih banyak betina dan mendorong penyu ke kepunahan.
Bahkan sejumlah wilayah mengalami kekeringan. Seorang peneliti NASA mengatakan bahwa tahun 2022 adalah tahun luar biasa di belahan bumi utara dengan kekeringan panas yang memecahkan rekor di beberapa negara lainnya, seperti Amerika Utara, Eropa, dan Mediterania serta China.
Ini juga berdampak pada ketahanan pangan lebih kurang 59 Juta orang. Perubahan iklim buatan manusia terus menjadi salah satu ancaman terbesar bagi Planet Bumi.
Forum antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB memperingatkan bahwa kita harus bertindak sekarang, atau sudah terlambat, dengan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat.
NASA mengatakan bahwa pemanasan iklim paling parah terjadi di Kutub Utara selama musim dingin dan di musim panas di daerah lintang tengah seperti wilayah Asia Timur dan Asia Tengah serta Eropa Tengah dan Timur.
Akan lebih banyak penyu betina yang lahir karena suhu pasir tempat telur dikubur, berdampak pada jenis kelamin keturunannya. Kenaikan suhu sesedikit 3,3 derajat-Celcius sudah cukup untuk menciptakan lebih banyak betina dan mendorong penyu ke kepunahan.
Apa Hal Bisa Kita Lakukan?
Pasti kita bertanya - tanya apa yang kita bisa lakukan untuk perubahan iklim ini, termasuk menjaga lahan gambut yang notabene adalah sesuatu yang diluar jangkauan kita. Tapi kita bisa berbuat untuk pelan - pelan hidup ramah lingkungan. Masalah ini bukan soal masalah perorangan tapi kolektif dan kita harus bersama menuntaskannya.
8 comments
Setiap orang kudu punya kontribusi utk alam yg makin lestari ya.
BalasHapusEdukasi seperti ini harus terus digencarkan
Saya apresiasi dengan yang mengadakan edukasi ini. Karena saya tadinya gak tau kalau lahan gambut justru punya peran menyelamatkan lingkungan. Karena mungkin selama ini selalu dikaitkan dengan kebakaran hutan. Jadi saya sempat berpikir gambut menjadi sumber masalah.
BalasHapusSebelum baca ini saya agak sulit membayangkan kenapa kebakaran gambut bisa berbulan-bulan. Ternyata karena karbon yang sangat pekat ya. Dan sayangnya untuk yang ini, kita yang jauh dari wilayah hutan gambut tak bisa berbuat banyak seperti menanam sesuatu atau hal semacam itu yang bisa dilakukan semua orang. Mungkin hanya bisa mengurangi pemakaian suatu produk yang dihasilkan dari perkebunan, karena biasanya kebakaran lahan gambut karena akan digunakan untuk perkebunan.
BalasHapusButuh ribuan tahun sampai terbentuknya lapisan gambut. Sayangnya, manusia sekarang yang katanya modern bisa merusaknya dengan mudah. Padahal kalau sampai rusak, manusia juga yang menanggung akibatnya :'(
BalasHapusDulu lahan gambut tu kukira kering ternyata justru sebaliknya subur sekali yaa. Banyak di Kalimanntan kan ya tanah gambut ini? Bahkan butuh tahunan supaya bisa terbentuk tanah seperti itu. Wuah aku kok jd kepikiran kalau ada pembangunan ibu kota baru jd malah merusak yaa.
BalasHapusSekarang aja area sana udah banjir. Semoga pembangunannya juga memperhatikan keseimbangan alam bukan malah merusak.
Tulisan yang sangat menggugah, mencolek kesadaran diri "Apakah diri ini sudah menjaga lingkungan dengan baik?" "Sudah buah sampah dengan benar tidak hari ini?" serta beberapa pemikiran lainnya. Terimakasih untuk tulisan yang begitu menarik dan menggugah ini Kak
BalasHapuskeren banget lho indonesia ini, lahan gambutnya termasuk yang cukup besar dan luas. ini peer banget juga buat kita dan pemerintah indonesia biar bisa terus jaga lahan gambut
BalasHapusUdah lama gak baca soal hutan gambut begini. Dulu tuh saya trmsk pemerhati isu2 lingkungan tapi skrg udah engga krn saking banyaknya masalah hehe
BalasHapusWhat's your opinion about this article ?