MEMBANGUN KOMUNITAS YANG MANDIRI DAN BERAKSELERASI
Dua hari saya mengikuti undangan Komunitas Sukses Mulia Pekanbaru untuk para leaders, Komunitas yang awalnya di gagas beberapa orang hebat salah satunya akang (biar keliatan muda) Jamil Azzaini seorang motivator, trainer, penulis yang luarbiasa. Saya pernah bertemu sekali ketika ia mengisi acara sebagai seorang mentor di Forum Indonesia Muda ke -17 ketika saya menjadi peserta.
Kegiatan dua hari yang bertajuk “Academy Community Leaders” mengundang banyak komunitas besar lain yang ada di Pekanbaru untuk membuat program JeniusLokal yang menjadi program andalan yang KSM usung agar nantinya di temukan sebuah program jenius lokal yang dapat membuat perubahan di daerahnya akan di mentoring, di coaching, dibina, dan diberikan kemudahaan untuk mendapatkan sumber daya membangunnya. Kita bisa kunjungi berbagai proyek yang sudah di terlaksana oleh jenius lokal. Kegiatan ACL kali ini diawali oleh pemantapan visi, mindset dan pola pikir untuk membangun sebuah komunitas.
Sebenarnya banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari kegiatan ini. Apalagi dua pemateri yang dihadirkan adalah pemateri nasional, seorang CEO Multi Company, Trainer handal, dan cukup luarbiasa track recordnya. Hari pertama diisi oleh Bapak Syaiful Hamdi Naumin dulu merupakan Direktur Olympic Group, dan juga seorang mas-mas bernama Surya Kresnanda, ketua KSM Bandung dan juga seorang dosen, motivator yang senang sekali meledeki saya ketika acara itu (sudah saya maafkan kok mas -_-")
Kali ini saya ingin bersharing tentang sebuah komunitas yang berakselerasi. Walaupun tema kali ini tidak terdapat pada kegiatan tersebut. Saya mendapatkan sudut pandang baru mengenai komunitas. Jujur, saya sudah menyukai dunia organisasi sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Ada hal yang tidak kita sadari bahwa ketika kita masuk dalam sebuah lingkaran, kita dalam keadaan sedang belajar loh.
Menurut saya, "komunitas yang berakselerasi itu berbanding lurus dengan orang – orang yang di dalam yang berakselerasi". Saya mendapatkan ide ini ketika salah satu peserta bertanya kepada saya tentang komunitas yang saya hadirkan, “kongkow nulis”. Walaupun sederhana ketika mempresentasikan semua ide dan tidak muluk – muluk. Ada yang berbeda dari kami, kami setidaknya telah memulai melakukannya dan mengusungnya berlahan – lahan.
Komunitas yang mandiri seharusnya menjadi konsep yang kita bangun sejak awal. Ketika komunitas itu bisa mandiri, mampu berdikari dalam tantangan dan hambatan apapun. Komunitas dapat mengatasi segala masalah. Segala pertanyaan “mengapa saya ada disini “ dan “hal ini yang saya lakukan” dapat terjawab.
Pola pikir inilah yang seharusnya di hadirkan di tiap – tiap anggota sebuah komunitas. Satu hal lagi, ada dua poin yang saya dapatkan dalam kegiatan ACL sebagai catatan penting seorang inisiator atau leader ketika membangun komunitas atau berada di organisasi.
Dua hal ini adalah :
Dua hal ini adalah :
Community Service dan Community Development.
Apa bedanya ?
Community service singkatnya adalah sesuatu yang diberikan kepada anggota, masyarakat, artinya sebagai seorang bagian dari komunitas kita melaksanakan fungsi kita sebagai seorang pelayan memberikan pelayanan, berpartisipasi
Sedangkan Community Development sebuah cara membangun komunitas dengan memberikan pengarahan, mentoring, memberikan kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan. Pra pembangun komunitas dalam hal ini berperan sebagai fasilitator untuk warganya menjalankan tujuannya.
Komunitas yang berakselerasi artinya yakni komunitas yang mampu melakukan berbagai percepatan dalam segala aspek untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Sama hal nya materi yang diberikan tentang be driver, not be a passenger. Kita harus menempatkan diri sebagai seorang driver yang dapat menghandle kemana arah dan tujuan. Kita membutuhkan orang – orang yang memiliki “pola pikir” demikian.
Saya jadi ingat juga ilmu yang sangat membekas dan berkesan ketika saya mengikuti Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) TDA Kampus se-Indonesia di Jogjakarta 2014 lalu. Kak Arry Rahmawan Founder Cerdas Mulia, Penulis Bestseller “Studentpreneur Guidebook”, dan juga,kala itu merupakan Presiden TDA Kampus mengatakan pada kami peserta rakernas,
“Pola pikir seorang pengurus dan anggota itu berbeda, (Volunteer / member dalam hal ini). Seorang pengurus organisasi berpikir, apa yang dapat ia lakukan untuk komunitas / gerakan/ organisasi yang kita jalankan. Sedangkan member / anggota berpikir ketika bergabung di komunitas, apa yang bisa saya dapatkan dalam komunitas tersebut,”
Ini catatan penting bagi saya dan saya terapkan dalam kegiatan apapun. Pola pikir inilah yang mahal bagi sebuah komunitas yang membuat ia mampu melakukan percepatan lebih dari biasanya. Ketika seorang pengurus memiliki mindset, what I do for our community ? semuanya akan melakukan sesuatu demi komunitasnya, bukan tuding menuding ketika ada kesalahan, saling lempar tanggung jawab, atau bahkan cuek dan tidak peduli.
Hal ini juga mindset yang diubah dalam kegiatan ACL (Academy Community Leaders) oleh Komunitas Sukses Mulia agar kita menganti subjek dalam melakukan sesuatu,
“Mari kita ganti kata “akuh / saya” menjadi kata “kita””
Bahwa apa yang kita lakukan bukan semata – mata karena keegoisan diri kita atau keinginan pribadi kita, melainkan keinginan kita semua bersama – sama.
Saya juga ingat kaitannya dengan sebuah ayat Quran yang berisi
(Hai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong Allah) yakni agama-Nya dan Rasul-Nya (niscaya Dia menolong kalian) atas musuh-musuh kalian” (QS Muhammad :7)
Saya percaya ketika kita mengurus oranglain dalam kebaikan, akan ada saja tangan – tangan Allah yang membantu urusan kita, apakah itu rejeki dimudahkan, ketenangan batin, silaturrahim yang erat, dan impian yang tak terduga hadir dan juga impian kita terwujudkan.
Seseorang yang berada dalam komunitas adalah resprentasi dari komunitas itu sendiri. Begitu pula, pekerjaan rumah dari komunitas adalah agar ia mampu membangun budaya improving / peningkatan kualitas yang ada di dalamnya. Komunitas yang mandiri, lahir dari pribadi pengurus yang mandiri juga, komunitas yang berakselerasi juga lahir dari pribadi yang tak pernah puas untuk memperbaiki dirinya dan melakukan peningkatan kualitas pribadinya.
-----------------
Let's make something for world ! make it happen!
Semoga menginspirasi :)
0 comments
What's your opinion about this article ?